Hot News

Muhammad Nasir Djamil, Politisi PKS

Foto: Istimewa. 



Berawal dari seorang aktifis muda Nasir Djamil memulai karirnya di kancah politik, menjadi seorang Politikus pun tak pernah terbesit sedikitpun di dalam benaknya, “Saya tidak pernah berfikir  untuk menjadi  orang besar atau politisi, atau kemudian menjadi bagian dari kekuasaan di negeri  ini,” paparnya saat bertemu Saya di Gedung Senayan DPR RI Selasa, (9/7).

Saat itu Nasir tampil dengan setelan jas senada bewarna hitam dengan kemeja putih yang membuat dirinya tampak matching , Nasir terlihat sangat sibuk dengan Rapat di Komisi III, di komisinya tersebut ia tergolong vocal dibanding teman separtainya yang lain.

Setiap ada kasus yang terjadi di dalam partainya tersebut Nasir selalu lebih menyuarakan pendapatnya, wajar saja dahulu nasir merupakan seorang akademisi di kampusnya dahulu di IAIN Ar-Raniry Aceh. Sebelum menjadi poltisi pun sebenarnya ia menginginkan menjadi seorang Akademisi, hal tersebut ia ungkapkan saat berbincang santai dengan Saya pasca rapat Komisi III DPR usai,  “Jadi ini sesuatu yang  tidak pernah terbayangkan, tidak pernah di cita – citakan menjadi seorang politisi, karena memang cita – cita saya ingin menjadi akademisi,” akunya pria kelahiran Medan, Sumatera Utara, 22 Januari 1970.

Lepas dari ia menjadi seorang Aktifis kampus, nasir pun mencoba menjadi sorang pewarta di sebuah harian Serambi Nasional yang dahulu merupakan masih menjadi anak buah Kompas. Disanalah ia banyak mempelajari bagaimana berkomunikasi, berinteraksi dengan pejabat – pejabat pemerintahan, “saya awalnya menjadi wartawan sebuah harian Serambi Nasional, yang masih anak buah Kompas,, namun saya tidak mengetahui apakah samapai saat ini masih atau tidaknya,” ucapnya.

Nasir Pun melanjutkan bahwa dirinya banyak mendapat pengalamannya semenjak ia menjadi seorang Jurnalis, “pengalaman saya menjadi wartawan itu yang menurut saya paling banyak memberikan kesan, karena ketika saya menjadi wartawan saya dihadapkan oleh para pejabat tinggi Negara, saya pernah mewawancari walikota, Gubernur, politisi bahkan sampai ke LSM saya pernah mewawancarai,” ceritanya.
”sehingga ketika  misalkan memasuki kancah politik meskipun “by accident”, tetapi saya tidak begitu gagap, karena pengalaman  menjadi wartawan yang berinteaksi dengan banyak orang. Dan itu yang membuat saya tidak terlalu canggung, meskipun pada awalnya sedikit ragu – ragu,  ya awalnya pasti kita ini lugu, kita tidak tahu intrik – intrik politic, tetapi pada akhirnya kita belajar bahwa lembaga kekuasaan ini memang penuh dengan lobby-lobby penuh dengan komunikasi politic, dan lain sebagainya,” jelas nasir panjang.

Lantas bagaimana seorang Nasir dapat bergabung dengan Partai keadilan Sejahtera, ia pun tak segan berbagi cerita kepada Saya awal ia bergabung bersama PKS, “dahulu organisasi itu diorganisir oleh anak kampus, jadi hampir seluruh pengurus partai keadilan pada saat itu di seluruh Indonesia pada tahun 1998 adalah anak – anak  muda yang baru selesai dari kampus.  Oleh karena itu, banyak dihuni oleh para aktifis - aktifis  kampus, sehingga saya bagian dari kampus, lalu para aktifis – aktifis  kampus ini berkumpul dan sepakat  untuk bergabung dengan partai keadilan, kemudian mereka menunjuk saya meminta saya untuk menjadi ketua umum partai keadilan pada saat itu, karena pada saat itu saya sangat aktif menulis opini di media harian Serambi Nasional, dan  saya juga sebagai Wartwan, jadi meraka merasa bahwa saya itu pantas untuk menjadi ketua,” ungkapnya

“Saya itu paling muda, bila dibandingkan dengan politisi - politisi senior tentu saya tidak ada apa –apanya. Tapi modal  menjadi wartawan dan berkomunikasi itulah saya bisa  membawa diri saya di dalam dunia politik yang tergolong Baru. Jadi paling tidak nyambung,” paparnya sambil tertawa

Kekayaan
Diketahui bahwa Nasir, menurut data LHKPN belum melaporkan kekayaannya 5 tahun terakhir. Ia melaporkan  data kekayaan yang dimiliiki terakhir tahun 2009 , tahun 2004 hingga 2009 tercatat Nasri memiliki kekayaan sejumlah Rp.448.000.000 pada tahun 2006, terbagi atas Rp.45.000.000 Harta tidak bergerak dan Rp.181.000.000 Harta bergerak, serta Giro atau setara Kas sebesar Rp.220.000.000, setelah itu ia menjabat di period eke dua, ia belum melaporkan total harta kekayaannya yang terbaru.


Selain memiliki rumah di komplek DPR RI Kalibata, Nasir belum diketahui apakah memiliki rumah selain yang di komplek tersebut, hanya saja hidup dan gaya Nasir tidak terlalu berlebihan layaknya para Anggota DPR lainnya yang sempat terdengar “Hedonisme”. Tak terlalu menonjolkan bahwa ia Hedon dengan memiliki Gadget yang terbaru, ia hanya menggunakan Smart Phone dan satu handphone guna berkomuniasi dengan keluarganya.




Ta’aruf dengan Sang Istri

Nasir Djamil yang sangat sibuk dengan urusan Negara yakni sebagai Anggota parlemen ternyata sedikit memiliki kisah unik ketika bertemu dengan sang istri, ia pun bercerita awal mula bertemu dengan Khasanah istri Nasir saat ini, “sebenarnya bertemunya saya dengan istri itu karena adanya Mak Comblang yang tak lain adalah guru ngaji saya, jadi ketika saya melihat fotonya saya langsung merasa cocok, ditambah saya dan istri merupakan sesame aktifis,jadi ketika itu saya langsung  beritahu orang tua saya dan juga paman karena waktu itu saya tinggal dengan paman saya di banda aceh datang menemui orang tuanya, kami langsung akrab dan yang paling membantu adalah ketika saya berbicara ternayat mertua saya berlangganan harian serambi nasional, dan istri saya suka mebaca tulisan saya, jadi kami langsung nyambung ketika bertemu,” ujar nasir tersenyum ”Kalau dikatakan ta’aruf, ya bisa dikatakan taaruf, karena jadi tidak menikmati suasana seperti sekarang yang pacaran dan lainnya,” uangkapnya tertawa.

Dari perkawinan Nasir dengan Khasanah, Nasir mendapatkan 5 orang putra dan putrid yang sangat manis. Namun persoalan rumah tangga selalu saja ada plus dan minusnya, Anak dan istri Nasir tinggal  disini di jakarta, karena sang istri sedang menyelesaikan study S3nya di UNJ pendidikan, “Sejak saya pindah kesini 2004 saya sudah menyarankan agar ia sekolah, jadi 2004 – 2013 dia menyelesaikan jenjang studynya. belum kegiatan dia di organisasi, seperti salimah (persaudaraan muslimah), belum lagi rutin pengajian dan sebaginya,” cerita Nasir.

Padatnya kesibukan antara Nasir dan Khasanah sering kali menjadi bubuk permasalahan didalam rumah tangga antara anak dengan orang tua, “Nah ini persoalan ini, jadi memang resiko sebagai seorang politisi, harus meninggalkan keluarganya, saya pikir juga istri saya dari awal sudah paham,tetapi kadang padatnya kesibukan seringkali membuat pertemuan keluarga itu tidak full, awalnya bermasalah, sering terjadi kerenggangan anatar saya dengan anak – anak, namun saya dan istri memberikan pengertian sehingga akhirnya mereka dapat mengerti,” jelasnya.

Bermula dari situ Nasir mengakui jika weekend tiba ia beberapa kali mencoba mengajak berekreasi bersama, “saya kalau sabtu minggu inginnya bersama keluarga, memang kalau ada kecocokan jadwal kami rekreasi, tetapi permasalahannya kadang jdwal saya dengan anak-anak  tidak sesuai,tetapi sesekali saya ajak anak ke  Ancol, Dufan,tempat yang  masih bisa dijangkau. Paling kalau sempat kami ke Mall untuk makan bersama, biasa kami ke kalibata city tempat terdekat karena Malas dengan kemacetan,” ungkapnya diakhir pebicaraan.

 PENDIDIKAN 
- Kandidat Master, Ilmu Politik, Universitas Nasional (2009-Skrg)
- IAIN Ar Raniry Aceh (1996)
- SMAN 01 Langsa Aceh (1988)
- SMPN 01 Langsa Aceh Timur (1985)
- SDN 45 Medan (1982)

KARIR 
- Anggota DPR-RI Fraksi PKS, 2009-2014
- Anggota DPR-RI Fraksi PKS, 2004-2009
- Anggota Legislatif DPRD NAD, 1999-2004
- Wartawan (1996-1999)

PENGHARGAAN 
- Membela Aceh di Senayan
- Setitik Bakti untuk Nangroe Endatu
- See more at: http://kabarnasirdjamil.com/profil-2



Ditulis Oleh: Nina 






■ Moderator : Sering Buka | Semua Bisa Menulis Apa Saja

No comments:

Post a Comment

Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi seringbuka.com. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.


seringbuka.com berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.

Sering Buka Designed by Templateism.com Copyright © 2016

Powered by Blogger.